2013/03/24

Terapi Humanistik Eksistensial




Istilah psikologi humanistik (Humanistic Psychology) diperkenalkan oleh sekelompok ahli psikologi yang pada awal tahun 1960-an bekerja sama di bawah kepemimpinan Abraham Maslow dalam mencari alternatif dari dua teori yang sangat berpengaruh atas pemikiran intelektual dalam psikologi. Kedua teori yang dimaksud adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai “kekuatan ketiga” (a third force).

Meskipun tokoh-tokoh psikologi humanistik memiliki pandangan yang berbeda-beda, tetapi mereka berpijak pada konsepsi fundamental yang sama mengenai manusia, yang berakar pada salah satu aliran filsafat modern, yaitu eksistensialisme. Eksistensialisme adalah hal yang mengada-dalam dunia (being-in-the-world), dan menyadari penuh akan keberadaannya (Koeswara, 1986 : 113). Para filsuf eksistensialis percaya bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih tindakan, menentukan sendiri nasib atau wujud dari keberadaannya, serta bertanggung jawab atas pilihan dan keberadaannya, dalam hal ini “pilihan” menjadi evaluasi tertinggi dari tindakan yang akan diambil oleh seseorang.

Tokoh-tokoh dalam konseling eksistensial-humanistik yaitu, Abraham Maslow, Carl H. Rogers, Holo May, Bagental, Yourard dan Arbuckle.

Konsep Utama Pendekatan Humanistik Eksistensial

  1. Kesadaran diri Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri,suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan. Kesadaran diri membedakan manusia dengan mahluk-mahluk lain. Pada hakikatnya semakin tinggi kesadaran seseorang, semakin ia hidup sebagai pribadi. Meningkatkan kesadaran berarti meningkatkan kesanggupan seseorang untuk mengalami hidup secara penuh sebagai manusia.Peningkatan kesadaran diri yang mencakup kesadaran atas alternatif-alternatif, motivasi-motivasi, faktor-faktor yang membentuk pribadi, dan atas tujuan-tujuan pribadi, adalah tujuan segenap konseling. Kesadaran diri banyak terdapat pada akar kesanggupan manusia, maka putusan untuk meningkatkan kesadaran diri adalah fundamental bagi pertumbuhan manusia.
  2. Kebebasan tanggung jawab, kecemasanKesadaran atas kebebasan dan tangung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar bagi manusia. Kecemasan adalah suatu karakteristik dasar manusia yang mana merupakan sesuatu yang patologis, sebab ia bisa menjadi suatu tenaga motivasional yang kuat untuk pertumbuhan kepribadian.
  3. Penciptaan makna
    Manusia itu unik, dalam arti bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan. Manusia pada dasarnya selalu dalam pencarian makna dan identitas diri. Manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia adalah mahluk yang rasional.

Tujuan-tujuan terapi : 

  • Menyajikan kondisi-kondisi untuk memaksimalkan kesadaran diri dan pertumbuhan.
  • Menghapus penghambat-penghambat aktualisasi potensi pribadi.
  • Membantu klien agar mampu menghadapi kecemasan sehubungan dengan tindakan memilih diri, dan menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari sekedar korban kekuatan-kekuatan deterministik di luar dirinya.
  • Membantu klien menemukan dan menggunakan kebebasan memilih dan memperluas kesadaran diri.
  • Membantu klien agar bebas dan bertanggung jawab atas arah kehidupan sendiri.


Fungsi dan Peran Terapis
Menurut Buhler dan Allen, para ahli psikologi humanistik memiliki orientasi bersama yang mencakup hal-hal berikut :

  1. Mengakui pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi
  2. Menyadari peran dari tanggung jawab terapis
  3. Mengakui sifat timbal balik dari hubungan terapeutik
  4. Berorientasi pada pertumbuhan
  5. Menekankan keharusan terapis terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi
  6. Mengakui bahwa putusan dan pilihan akhir terletak ditangan klien.
  7. Memandang terapis sebagai model, dalam arti bahwa terapis dengan gaya hidup dan pandangan humanistiknya tentang manusia secara implisit menunjukkan kepada klien potensi bagi tindakan kreatif dan positif
  8. Mengakui kebebasan klien untuk mengungkapkan pandangan dan untuk mengembangkan tujuan-tujuan dan nilainya sendiri.
  9. Bekerja ke arah mengurangi ketergantungan klien serta meningkatkan kebebasan klien.


Teknik Terapi
Teori humanistik eksistensial tidak memiliki teknik-teknik yang ditentukan secara ketat. Prosedur-prosedur konseling bisa dipungut dari beberapa teori konseling lainnya separti teori Gestalt dan Analisis Transaksional. Tugas konselor disini adalah menyadarkan konseli bahwa ia masih ada di dunia ini dan hidupnya dapat bermakna apabila ia memaknainya.


Kekurangan Terapi Humanistik Eksistensial
Salah satu konsep ekstensial yang paling ditentang oleh kalangan psikologi “ilmiah” ialah kebebasan individu untuk menjadi menurut apa yang diinginkannya. Jika benar, maka konsep ini sudah pasti meruntuhkan validitas psikologi yang berpangkal pada konsepsi tentang tingkah laku yang sangat detrministic. Karena jika manusia benar-benar bebas menentukan eksistensinya, maka seluruh prediksi dan control akan menjadi mustahil dan nilai eksperimen menjadi sangat terbatas.


Sumber:
Corey, Gerald. (1988). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Eresco.

2013/03/16

Terapi Psikoanalisa Beserta Teknik-tekniknya


Dasar dari terapi psikoanalisis adalah konsep dari Sigmund Freud dan beberapa pengikutnya. Psikoanalisa memandang kejiwaan manusia sebagai ekspresi dari adanya dorongan yang menimbulkan konflik. Psikoanalisa sebagai teori dari psikoterapi berasal dari uraian Freud bahwa gejala neurotik pada seseorang timbul karena tertahannya ketegangan emosi yang ada, ketetgangan yang ada kaitannya dengan ingatan yang ditekan, ingatan mengenai hal-hal yang traumatik dari pengalaman seksual pada masa kecil. Manusia pada hakekatnya bersifat biologis, dilahirkan dengan dorongan-dorongan instingtif dan perlakuan merupakan fungsimereka secara mendalam terhadap dorongan-dorongan itu. Manusia bersifat tidak rasional, tidak sosial dan destruktif terhadap dirinya dan orang lain. Selanjutnya Freud menyebutkan dua macam libido yaitu eros sebagai dorongan untuk hidup dan thanatos sebagai dorongan untuk mati. Menurut Freud, struktur kepribadian terdiri tiga sistem yaitu id adalah aspek biologis yang merupakan sistem kepribadian yang asli. Ego adalah aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan dengan dunia kenyataan. Superego adalah aspek sosiologis yang mencerminkan nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat yang ada di dalam kepribadian individu.

Proses terapi dipusatkan pada usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, pengalaman masa lampau ditata, didiskusikan, dianalisa dan ditafsirkan dengan tujuan untuk merekontrusikan kepribadian. Kemajuan terapeutik diawali dari pembicaraan klien ke arah katarsis, pemahaman, hal-hal yang tidak disadari, sampai dengan tujuan pemahaman masalah-masalah intelektual dan emosional. Dalam bentuknya yang asli, terapi ini bersifat intensif dan panjang lebar, terapis dan klien umumnya bertemu selama 50 menit beberapa kali dalam seminggu sampai beberapa tahun. Oleh karena itu agar lebih efisien, maka pertemuan dapat dilakukan dengan pembatasan waktu dan penjadwalan waktu yang tidak terlalu sering. Teknik-teknik dalam Psikoanalisis disesuaikan untuk menyadarkan individu dari konflk yang tidak disadari serta mekanisme pertahanan (defense mechanism) yang digunakan untuk mengendalikan kecemasan, memperoleh pemahaman intelektual atas tingkah laku klien, serta untuk memahami makna dari beberapa gejala. Untuk itu diperlukan teknik-teknik dasar dalam terapi ini, seperti asosiasi bebas, penafsiran, analisis mimpi, resistensi, dan transferensi.


Teknik-teknik Psikoanalisa
  •         Asosiasi bebas merupakan teknik utama dalam Psikoanalisis. Merupakan suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatis masa lalu, yang kemudian dikenal dengan nama katarsis. Katarsis hanya menghasilkan perbedaan sementara atas pengalaman-pengalaman menyakitkan pada klien, tetapi tidak memainkan peran utama dalam proses treatment. Terapi meminta klien agar membersihkan pikirannya dari pikiran-pikiran dan renungan-renungan sehari-hari, serta sedapat mungkin mengatakan apa saja yang muncul dan melintas dalam pikiran. Cara yang khas adalah dengan mempersilahkan klien berbaring diatas balai-balai sementara terapis duduk dibelakangnya, sehingga tidak mengalihkan perhatian klien pada saat asosiasinya mengalir dengan bebas.
  •        Analisis mimpi adalah prosedur atau cara yang penting untuk mengungkap alam bawah sadar dan memberikan kepada klien pemahaman atas beberapa area masalah yang tidak diselesaikan. Freud memandang bahwa mimpi merupakan 'jalan istimewa menuju ketidaksadaran', karena melalui mimpi tersebut hasrat-hasrat, kebutuhan, dan ketakutan tak sadar dapat diungkapkan. Beberapa motivasi sangat tidak dapat diterima oleh seseorang, sehingga akhirnya dapat diungkapkan dalam bentuk yang disamarkan atau disimbolkan dalam bentuk yang berbeda.
  •        Resistensi adalah sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tidak disadari. Freud memandang bahwa resistensi dianggap sebagai dinamika tak sadar yang digunakan oleh klien sebagai pertahanan terhadap kecemasan yang tidak bisa dibiarkan, yang akan meningkat jika klien menjadi sadar atas dorongan atau perasaan yang di repres tersebut.
  •        Transferensi dalam keadaan normal adalah pemindahan emosi dari satu objek ke objek lainnya, atau secara lebih khusus pemindahan emosi dari orangtua kepada terapis. Dalam keadaan neurosis, merupakan pemuasan libido klien yang diperoleh melalui mekanisme pengganti atau lewat kasih sayang pengganti. Seperti ketika seorang klien menjadi lekat dan jatuh cinta pada terapis sebagai pemindahan dari orangtuanya.
  •        Penafsiran merupakan prosedur dasar di dalam menganalisis asosiasi bebas, mimpi-mimpi, resistensi, dan transferensi. Fungsi dari penafsiran ini adalah mendorong ego untuk mengasimilasi bahan-bahan baru dan mempercepat proses pengungkapan alam bawah sadar secara lebih lanjut. Penafsiran yang diberikan oleh terapis menyebabkan adanya pemahaman dan tidak terhalanginya alam bawah sadar pada diri klien.


Kelebihan Terapi Psikoanalisa :
  • Lebih fokus dalam mengetahui masalah dari klien, karena dengan mencari tahu pengalaman-pengalaman masa lalu klien.
  • Dapat membuat klien mengetahui masalah apa yang selama ini tidak disadari klien.


Kekurangan Terapi Psikoanalisa :
  •  Menggunakan waktu yang banyak.
  •  Klien akan menjadi jenuh akibat waktu yang banyak tersebut.
  •  Dibutuhkan terapis yang benar-benar sudah terlatih untuk melakukan terapi.
  •  Biaya yang banyak yang dikeluarkan oleh klien.




Sumber:
Dwi Riyanti, BP & Prabowo, H. (1998). Seri Diktat Kuliah: Psikologi Umum 2. Gunadarma.
Sarwono, Sarlito W. (2000). Berkenalan dengan aliran-aliran dan tokoh-tokoh psikologi. Edisi ketiga. Jakarta: PT Bulan Bintang.
Gunarsa, Singgih. D. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT.  BPK Gunung Mulia.