Dasar dari terapi psikoanalisis adalah konsep dari Sigmund
Freud dan beberapa pengikutnya. Psikoanalisa memandang kejiwaan manusia sebagai
ekspresi dari adanya dorongan yang menimbulkan konflik. Psikoanalisa sebagai
teori dari psikoterapi berasal dari uraian Freud bahwa gejala neurotik pada
seseorang timbul karena tertahannya ketegangan emosi yang ada, ketetgangan yang
ada kaitannya dengan ingatan yang ditekan, ingatan mengenai hal-hal yang
traumatik dari pengalaman seksual pada masa kecil. Manusia pada hakekatnya
bersifat biologis, dilahirkan dengan dorongan-dorongan instingtif dan perlakuan
merupakan fungsimereka secara mendalam terhadap dorongan-dorongan itu. Manusia
bersifat tidak rasional, tidak sosial dan destruktif terhadap dirinya dan orang
lain. Selanjutnya Freud menyebutkan dua macam libido yaitu eros sebagai dorongan untuk hidup dan thanatos
sebagai dorongan untuk mati. Menurut Freud, struktur kepribadian terdiri tiga sistem yaitu id adalah aspek biologis
yang merupakan sistem kepribadian yang asli. Ego adalah aspek psikologis yang
timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan dengan dunia kenyataan.
Superego adalah aspek sosiologis yang mencerminkan nilai-nilai tradisional
serta cita-cita masyarakat yang ada di dalam kepribadian individu.
Proses terapi dipusatkan pada usaha menghayati kembali
pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, pengalaman masa lampau ditata,
didiskusikan, dianalisa dan ditafsirkan dengan tujuan untuk merekontrusikan
kepribadian. Kemajuan terapeutik diawali dari pembicaraan klien ke arah
katarsis, pemahaman, hal-hal yang tidak disadari, sampai dengan tujuan pemahaman
masalah-masalah intelektual dan emosional. Dalam bentuknya yang asli, terapi
ini bersifat intensif dan panjang lebar, terapis dan klien umumnya bertemu
selama 50 menit beberapa kali dalam seminggu sampai beberapa tahun. Oleh karena
itu agar lebih efisien, maka pertemuan dapat dilakukan dengan pembatasan waktu
dan penjadwalan waktu yang tidak terlalu sering. Teknik-teknik dalam
Psikoanalisis disesuaikan untuk menyadarkan individu dari konflk yang tidak
disadari serta mekanisme pertahanan (defense mechanism) yang digunakan untuk
mengendalikan kecemasan, memperoleh pemahaman intelektual atas tingkah laku
klien, serta untuk memahami makna dari beberapa gejala. Untuk itu diperlukan
teknik-teknik dasar dalam terapi ini, seperti asosiasi bebas, penafsiran,
analisis mimpi, resistensi, dan transferensi.
Teknik-teknik
Psikoanalisa
- Asosiasi bebas merupakan teknik utama dalam Psikoanalisis. Merupakan suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatis masa lalu, yang kemudian dikenal dengan nama katarsis. Katarsis hanya menghasilkan perbedaan sementara atas pengalaman-pengalaman menyakitkan pada klien, tetapi tidak memainkan peran utama dalam proses treatment. Terapi meminta klien agar membersihkan pikirannya dari pikiran-pikiran dan renungan-renungan sehari-hari, serta sedapat mungkin mengatakan apa saja yang muncul dan melintas dalam pikiran. Cara yang khas adalah dengan mempersilahkan klien berbaring diatas balai-balai sementara terapis duduk dibelakangnya, sehingga tidak mengalihkan perhatian klien pada saat asosiasinya mengalir dengan bebas.
- Analisis mimpi adalah prosedur atau cara yang penting untuk mengungkap alam bawah sadar dan memberikan kepada klien pemahaman atas beberapa area masalah yang tidak diselesaikan. Freud memandang bahwa mimpi merupakan 'jalan istimewa menuju ketidaksadaran', karena melalui mimpi tersebut hasrat-hasrat, kebutuhan, dan ketakutan tak sadar dapat diungkapkan. Beberapa motivasi sangat tidak dapat diterima oleh seseorang, sehingga akhirnya dapat diungkapkan dalam bentuk yang disamarkan atau disimbolkan dalam bentuk yang berbeda.
- Resistensi adalah sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tidak disadari. Freud memandang bahwa resistensi dianggap sebagai dinamika tak sadar yang digunakan oleh klien sebagai pertahanan terhadap kecemasan yang tidak bisa dibiarkan, yang akan meningkat jika klien menjadi sadar atas dorongan atau perasaan yang di repres tersebut.
- Transferensi dalam keadaan normal adalah pemindahan emosi dari satu objek ke objek lainnya, atau secara lebih khusus pemindahan emosi dari orangtua kepada terapis. Dalam keadaan neurosis, merupakan pemuasan libido klien yang diperoleh melalui mekanisme pengganti atau lewat kasih sayang pengganti. Seperti ketika seorang klien menjadi lekat dan jatuh cinta pada terapis sebagai pemindahan dari orangtuanya.
- Penafsiran merupakan prosedur dasar di dalam menganalisis asosiasi bebas, mimpi-mimpi, resistensi, dan transferensi. Fungsi dari penafsiran ini adalah mendorong ego untuk mengasimilasi bahan-bahan baru dan mempercepat proses pengungkapan alam bawah sadar secara lebih lanjut. Penafsiran yang diberikan oleh terapis menyebabkan adanya pemahaman dan tidak terhalanginya alam bawah sadar pada diri klien.
Kelebihan Terapi
Psikoanalisa :
- Lebih fokus dalam mengetahui masalah dari klien, karena dengan mencari tahu pengalaman-pengalaman masa lalu klien.
- Dapat membuat klien mengetahui masalah apa yang selama ini tidak disadari klien.
Kekurangan Terapi
Psikoanalisa :
- Menggunakan waktu yang banyak.
- Klien akan menjadi jenuh akibat waktu yang banyak tersebut.
- Dibutuhkan terapis yang benar-benar sudah terlatih untuk melakukan terapi.
- Biaya yang banyak yang dikeluarkan oleh klien.
Sumber:
Dwi Riyanti, BP & Prabowo, H. (1998). Seri Diktat
Kuliah: Psikologi Umum 2. Gunadarma.
Sarwono, Sarlito
W. (2000). Berkenalan dengan aliran-aliran dan tokoh-tokoh psikologi. Edisi ketiga. Jakarta: PT Bulan Bintang.
Gunarsa, Singgih. D. (1996). Konseling dan Psikoterapi.
Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
No comments:
Post a Comment