2011/01/17

Ada apa dibalik enaknya popcorn?

Popcorn. Snack renyah yang satu ini pastinya tidak pernah terlupakan ketika kalian sedang menonton film di bioskop. Ya, popcorn atau berondong jagung ini sangat banyak penggemarnya, disamping rasanya yang enak, cara pembuatannya pun tergolong mudah dan bisa kita lakukan sendiri dirumah. Tapi apakah kalian tau ada apa dibalik enaknya snack jagung ini?


Aroma margarin pada popcorn yang khas, ternyata mengandung penyakit. Seorang karyawan perusahaan popcorn di Missouri, Amerika Serikat, dilaporkan harus menjalani transplantasi paru-paru, karena hanya 20 persen dari organ tubuhnya itu berfungsi.


Tau apa penyebabnya? Karena ia terlalu sering menghirup aroma popcorn yang 
dipanggang dengan menggunakan microwave. Demikian diungkapkan Lembaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja Amerika Serikat di Missouri, baru-baru ini.


Kajian Lembaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja AS menyebutkan, karyawan tersebut menderita paru-paru akibat menghirup zat kimia "Diacetyl", yaitu sebuah senyawa yang memberi rasa khas pada margarin.


Menurut GRAS and EC flavor report dari Leffingwell, diacetyl dideskripsikan memiliki aroma dan rasa butter yang kuat dalam kondisi dilarutkan. Secara alami, diacetyl terkandung dalam buah alpukat, keju biru, roti, mentega, keju cheddar, coklat, kopi, daging ayam yang dimasak, popcorn, labu parang, raspberry, kacang tanah panggang, pecan panggang, strawberry, brandy, rum dan whiskey.


Diacetyl memang ditemukan alamiah dalam margarin, namun, pengusaha makanan popcorn biasanya menambah kandungan Diacetyl sebesar 10% untuk menambah lebih aroma dan rasa pada mentega.
Hal ini ternyata mendatangkan resiko terhadap karyawan yang setiap hari menghirup aromanya. Para pekerja yang lebih sering terekspos dengan diacetyl, dilaporkan lebih sering batuk dan sesak nafas, daripada pekerja yang tidak terekspos secara langsung. Akan tetapi studi tentang penyakit in masih terus dilakukan. Karena kenyataannya tiap individu berbeda-beda tingkat sensitivitasnya saat bereaksi terhadap terhirupnya uap diacetyl. 


Setelah lewat lebih dari 8 tahun, Indonesia pun ikut terkena imbasnya. Beberapa perusahaan multi nasional mulai memberi batasan tentang penggunaan diacetyl. Dan sudah pasti, perusahaan nasional pun ikut serta ambil bagian, terutama bila sudah memasuki pemasaran tingkat dunia. Dari yang masih mentolerir, sampai yang ekstrim dengan persyaratan harus bebas dari diacetyl sama sekali. Flavor house multinasional pun sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi keinginan dan tuntutan pelanggannya dengan menyediakan susbsitusi terhadap diacetyl. Substitusi ini diharapkan pada akhirnya dapat untuk mengganti diacetyl secara keseluruhan, tanpa mengurangi rasa dan aroma mentega semula.


Kita sebagai konsumen yang cermat, alangkah baiknya kalau kita bisa membedakan antara histeria dan realita. Kenyataannya, hidup bebas dari diacetyl sebenernya sama sekali ga mungkin, selama diacetyl itu sendiri terkandung di alam. Contohnya, pembuatan selai raspberry yang menjadikan sebagian komponen aromatik yang terkandung didalamnya, bereaksi membentuk diacetyl. Contoh lain juga bisa kita temukan lewat proses fermentasi dalam pembuatan roti atau pembuatan mentega, tanpa ditambahkan dari luar sekalipun, benar-benar dari proses alami, diacetyl akan terbentuk. 


Nah, kalau kita sudah tau apa dampak dari mengkonsumsi atau menghirup dari sebagian makanan yang mengandung diacetyl sopeerti yang saya sebutkan diatas, sekarang keputusan ada di tangan masing-masing dari anda. Mau tetap setia dengan makanan-makanan itu atau beralih ke makanan yang lebih sehat? 

No comments:

Post a Comment